
Pernah gak sih kamu atau temenmu bilang kayak gini:
Tanpa sadar, kita sering banget ngebeda-bedain orang. Kadang berdasarkan status, kadang fisik, kadang dari latar belakang keluarga. Tapi, kenapa ya manusia suka membedakan orang lain? Apakah itu salah? Atau justru hal yang wajar dalam masyarakat?
Yuk, kita bahas dari sudut pandang Sosiologi, biar kamu bisa lihat lebih dalam, bukan sekadar “judging”, tapi juga memahami akar masalahnya.
Dalam Sosiologi, perbedaan sosial adalah kondisi ketika masyarakat memiliki ciri-ciri yang tidak sama antarindividu atau kelompok. Ciri ini bisa berupa:
Perbedaan sosial itu alamiah. Semua masyarakat di dunia ini pasti mengalaminya. Tapi, masalah muncul saat perbedaan itu dipakai untuk menilai, mengkotak-kotakkan, bahkan mendiskriminasi.
Secara psikologis dan sosiologis, manusia punya kecenderungan untuk mengelompokkan sesuatu, termasuk orang. Ini disebut kategori sosial. Contohnya:
Dengan mengelompokkan, otak kita merasa lebih mudah memahami dunia. Tapi sayangnya, ini juga bisa melahirkan stereotip.
Dalam masyarakat kita, seringkali ada nilai-nilai yang membuat seseorang merasa lebih tinggi dari yang lain. Misalnya:
Padahal, nilai-nilai ini bisa jadi bias dan tidak objektif.
Media sosial memperkuat perbedaan. Orang kaya bisa pamer mobil mewah, orang lain merasa rendah diri. Orang dengan wajah “standar beauty” lebih viral, yang lain merasa tidak cukup.
Di sinilah Sosiologi hadir untuk membongkar cara kita melihat perbedaan agar lebih bijak.
Ini adalah perbedaan yang tidak mengandung unsur peringkat atau kasta. Semua dianggap setara.
Contoh:
Seseorang tidak lebih rendah atau lebih tinggi karena berbeda agama atau suku. Ini hanya perbedaan secara horizontal.
Kalau yang ini, perbedaannya mengandung tingkatan atau hierarki. Ada yang dianggap lebih “tinggi” dan ada yang dianggap “rendah”.
Contoh:
Stratifikasi ini disebut juga perbedaan sosial secara vertikal.
Perbedaan sosial punya dampak positif dan negatif.
Sekolah adalah miniatur masyarakat. Di sana kamu bisa lihat jelas perbedaan sosial:
Padahal, semua siswa punya hak, potensi, dan kesempatan yang sama. Hanya saja sistem sosial kadang “membedakan” berdasarkan persepsi masyarakat.
Sosiologi mengajarkan kita untuk tidak hanya mengamati, tapi juga berpikir kritis dan bertindak etis.
Berikut beberapa sikap yang bisa kamu kembangkan:
Banyak banget contoh dari dunia pop culture yang bisa kamu kaitkan:
Kamu bisa belajar banyak tentang realitas sosial lewat film, musik, dan budaya populer, loh!
Setiap orang terlahir dalam kondisi sosial yang berbeda. Tapi bukan berarti kita harus terus-terusan membandingkan dan menghakimi. Sosiologi mengajak kita untuk memahami, bukan menyalahkan. Untuk merangkul, bukan menolak.
Mulai dari lingkungan kecil kamu sekolah, keluarga, dan pertemanan yuk biasakan bersikap adil dan menghargai perbedaan. Karena justru dari keberagaman itu, masyarakat jadi kuat dan kaya akan makna.
Pernah gak kamu membeda-bedakan orang secara gak sadar? Yuk refleksi, dan mulai berubah bareng-bareng.
Kalau kamu suka pembahasan kayak gini, jangan lupa mampir terus ke SmartSosiologi.com. Tempat belajar Sosiologi yang bikin kamu gak cuma pintar, tapi juga sadar sosial!