A. Hakikat Kelompok Sosial
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial itu gampangnya adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi, merasa bagian dari kelompok itu, dan punya tujuan atau kegiatan yang sama. Nggak semua kumpulan orang itu disebut kelompok sosial, ya. Misalnya, orang-orang yang sama-sama nunggu bus di halte, belum tentu mereka termasuk kelompok sosial karena enggak ada interaksi dan tujuan bersama.
Nah, menurut para sosiolog, ini lho definisi kelompok sosial:
- Roland L. Warren
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan memiliki kesadaran sebagai satu kesatuan.
Contoh: Komunitas gaming online yang sering mabar dan diskusi bareng via Discord. - Mayor Polak
Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang memiliki dan saling menyadari adanya hubungan antar mereka.
Contoh: Fans K-Pop yang sering bikin fanbase untuk saling sharing konten idol mereka. - Wila Huky
Kelompok sosial terbentuk karena adanya kesamaan aktivitas, sikap, atau tujuan.
Contoh: Komunitas sepeda pagi yang rutin keliling komplek dan ikut event gowes bareng. - Robert K. Merton
Kelompok sosial adalah unit sosial yang real, di mana orang-orang terlibat dalam pola interaksi yang stabil.
Contoh: Kelompok belajar di sekolah yang rutin ketemu untuk ngerjain tugas bareng. - R. M. MacIver
Kelompok sosial adalah himpunan atau kumpulan individu yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan sosial yang terorganisasi.
Contoh: Organisasi OSIS di sekolah.
2. Syarat dan Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Syarat supaya sebuah kumpulan bisa disebut kelompok sosial:
- Ada interaksi sosial antar anggota.
- Ada kesadaran sebagai satu kesatuan.
- Ada tujuan bersama.
- Ada struktur atau norma yang mengatur.
- Bersifat berkelanjutan (enggak cuma sekali ketemu terus bubar).
Ciri-ciri kelompok sosial:
- Punya struktur, peran, dan norma
- Ada kesamaan kepentingan
- Ada hubungan timbal balik
- Merasa sebagai bagian dari kelompok
Contoh: Komunitas kreator konten di TikTok sering punya norma sendiri, misalnya saling support di kolom komentar dan nggak nyontek konten kreator lain.
3. Proses Pembentukan Kelompok Sosial (Tuckman’s Model)
Kelompok sosial itu nggak ujug-ujug langsung kompak. Biasanya butuh proses, kayak hubungan pertemanan juga. Berikut tahapannya:
- Forming (Pembentukan)
Tahap awal kenalan dan mulai bikin koneksi.
Contoh: Anak-anak baru ekskul basket mulai kenalan satu sama lain. - Storming (Konflik atau Ketegangan Awal)
Mulai muncul perbedaan pendapat, gesekan, atau persaingan.
Contoh: Ada dua anggota ekskul basket yang beda gaya main dan sempat debat. - Norming (Pembentukan Norma)
Mulai nemuin ritme, bikin aturan, dan kerja sama mulai terjalin.
Contoh: Semua sepakat latihan tiap Selasa dan Kamis jam 4 sore, dan harus disiplin waktu. - Performing (Tahap Produktif)
Kelompok jadi solid, kerja sama makin kuat, dan mulai fokus ke tujuan.
Contoh: Ekskul basket ikut turnamen antar sekolah dan tampil kompak. - Adjourning (Pembubaran)
Kelompok selesai karena tujuan udah tercapai atau ada perpisahan.
Contoh: Tim basket kelas XII bubar karena udah lulus.
4. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Faktor pembentuk kelompok sosial adalah segala hal yang mendorong individu untuk berkumpul, berinteraksi, lalu membentuk sebuah kelompok yang punya tujuan, nilai, atau kegiatan bersama.
Faktor-faktor ini penting karena tanpa ada pemicu atau alasan kuat, orang-orang enggak akan membentuk kelompok sosial secara alami. Nah, berikut ini beberapa faktor pembentuk kelompok sosial yang sering muncul:
- Kesamaan kepentingan: Orang-orang dengan hobi, minat, atau tujuan sama cenderung berkumpul.
Contoh: Komunitas e-sport seperti Mobile Legends atau Valorant squad. - Kesamaan tujuan: Ketika ada goal yang sama, orang lebih mudah bekerja sama.
Contoh: Tim panitia pensi yang pengin bikin event sekolah meriah. - Kesamaan latar belakang sosial: Termasuk asal daerah, suku, agama, atau status ekonomi.
Contoh: Perkumpulan siswa rantau dari daerah tertentu yang bikin komunitas di sekolah/kampus. - Kondisi geografis: Kedekatan tempat tinggal bikin orang lebih sering berinteraksi.
Contoh: Grup warga komplek perumahan yang sering kumpul buat ronda atau kerja bakti. - Paksaan dari luar: Kadang individu dikondisikan membentuk kelompok karena situasi tertentu.
Contoh: Siswa dibagi kelompok untuk proyek P5 di sekolah oleh guru.
5. Pengelompokan Sosial
Pengelompokan sosial adalah cara sosiolog mengklasifikasikan kelompok-kelompok sosial berdasarkan berbagai kriteria seperti hubungan antaranggota, tujuan kelompok, struktur organisasi, dan waktu keberadaan.
Tujuannya supaya kita lebih mudah memahami tipe-tipe kelompok sosial yang ada di masyarakat, baik dari yang dekat banget kayak sahabat, sampai yang formal kayak organisasi sekolah.
Jenis-jenis pengelompokan sosial antara lain:
- Berdasarkan Kedekatan Hubungan:
- Kelompok Primer: Hubungan personal, erat, dan emosional.
Contoh: Keluarga, sahabat dekat. - Kelompok Sekunder: Hubungan formal dan fungsional.
Contoh: Komite OSIS, kelompok belajar.
- Berdasarkan Keanggotaan:
- In-group: Kelompok yang kita rasa bagian dari kita.
Contoh: Komunitas fans EXO, ARMY BTS. - Out-group: Kelompok yang kita anggap “bukan kita” atau “mereka”.
Contoh: Fans grup K-Pop lain yang beda fandom.
- Berdasarkan Tujuan:
- Kelompok Formal: Ada struktur, aturan, dan organisasi yang jelas.
Contoh: Badan Eksekutif Siswa (BES), karang taruna. - Kelompok Informal: Terbentuk spontan, tanpa struktur resmi.
Contoh: Geng tongkrongan di warkop depan sekolah.
- Berdasarkan Lama Waktu:
- Kelompok Temporer: Bersifat sementara.
Contoh: Tim tugas kelompok kelas yang bubar setelah project selesai. - Kelompok Permanen: Bertahan dalam jangka waktu panjang.
Contoh: Keluarga, kelompok etnis.