AD PLACEMENT

Kenapa Media Sosial Bisa Bikin Kita Overthinking? Ini Jawaban Sosiologisnya!

AD PLACEMENT

Coba deh jujur berapa kali dalam sehari kamu buka Instagram, TikTok, atau Twitter (eh, maksudnya X)? Terus, pernah gak sih kamu ngerasa:

“Kok hidup orang-orang di timeline keren banget ya, aku ngapain aja sih?”
“Story aku diliat 300 orang tapi gak ada yang bales… mereka mikir aku lebay gak ya?”
“Lagi pengen upload foto, tapi overthinking: ‘Ini gaya aku oke gak sih?’”

Kalau pernah, selamat kamu gak sendirian. Banyak remaja (dan orang dewasa juga!) yang ngerasain overthinking karena media sosial. Tapi… pernah gak kamu mikir kenapa sih ini bisa terjadi?

Yuk kita kupas dari sudut pandang Sosiologi, khususnya tentang kontrol sosial informal dan pengaruh lingkungan

AD PLACEMENT

Media Sosial = Etalase Sosial

Media sosial itu udah kayak “etalase” hidup kita. Orang-orang memajang versi terbaik dari dirinya: foto paling aesthetic, cerita paling inspiring, pencapaian paling wow.

Tapi, masalahnya adalah: kita jadi sering membandingkan.
Padahal apa yang kita lihat itu hanya potongan dari kehidupan mereka filter, pose terbaik, caption yang udah diedit sepuluh kali.

Di sinilah muncul tekanan sosial: kita ingin terlihat “oke” di mata orang lain. Dan ini gak lepas dari yang disebut kontrol sosial informal.

Apa Itu Kontrol Sosial Informal?

Dalam Sosiologi, kontrol sosial informal adalah bentuk pengawasan atau pengendalian yang dilakukan oleh lingkungan sekitar kita, bukan lewat hukum atau aturan tertulis, tapi lewat norma, bisik-bisik, ejekan, pujian, bahkan emoji.

AD PLACEMENT

Contohnya:

  • “Ih, liat tuh caption dia lebay banget.”
  • “Dia posting tiap hari, kayak haus perhatian ya.”
  • “Keren banget! Dia bisa keterima kuliah di luar negeri!”

Komentar-komentar kayak gitu bisa bikin kita overthinking parah. Kita jadi ngerasa:

  • Takut di-judge.
  • Takut gak sesuai ekspektasi orang.
  • Takut gak “cukup keren”.

Padahal belum tentu orang lain mikir segitu detailnya

Lingkungan = Cermin Sosial Kita

Lingkungan sosial kita (teman, keluarga, followers, bahkan mutual yang gak kita kenal IRL) jadi semacam “cermin”. Kita pengen terlihat baik di mata mereka, karena dari situlah kita merasa “diterima” dan “berharga”.

AD PLACEMENT

Kalau ada yang like, komen, atau repost konten kita → kita senang.
Kalau gak ada respon → mulai overthinking:

“Apa aku gak penting?”
“Apa konten aku jelek?”
“Apa orang-orang gak suka aku?”

Ini bukan karena kamu lebay. Tapi karena secara sosiologis, manusia emang makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dari orang lain.

Kontrol Sosial Informal di Media Sosial: Gimana Bentuknya?

  1. Komentar Teman

    • Positif: “Gila, kamu keren banget sekarang!”
    • Negatif: “Udah ganti gaya ya, kok keliatan maksa?”
  2. Respons Tidak Langsung

    • Gak di-like, gak di-reply → bikin mikir: “Kok dia cuek ya?”
  3. Ekspektasi Tidak Tertulis

    • “Kalau abis liburan, harus upload dong!”
    • “Story kamu boring banget deh, gak kayak dulu.”
  4. Perbandingan Sosial

    • “Dia udah magang di Jakarta, aku ngapain aja?”
    • “Mereka couple goals banget. Aku jomblo terus.”
    • FOMO (Fear of Missing Out) adalah bentuk tekanan sosial juga.
    • Contoh: “Semua pada pake template ‘2025 is my year’, masa aku enggak?”

Apa Dampaknya?

Kontrol sosial informal ini gak selalu negatif, tapi kalau gak dikendalikan, bisa bikin:

  • Overthinking terus-menerus
  • Self-esteem menurun
  • Kecemasan sosial (social anxiety)
  • Takut tampil apa adanya
  • Hilangnya spontanitas

Bayangin deh, upload foto aja harus mikir “apakah ini cocok dilihat semua orang?” Bukannya happy, malah capek sendiri

Gimana Cara Menghadapinya?

Tenang, kamu gak sendirian. Dan kabar baiknya, semua ini bisa dikontrol. Yuk kita bahas solusinya:

1. Sadari Polanya

Kalau kamu mulai overthinking karena media sosial, coba berhenti sebentar dan refleksi:

“Apakah ini karena aku merasa harus ‘terlihat baik’ di mata orang lain?”

Menyadari itu aja udah setengah jalan buat sembuh dari overthinking.

2. Batasi Ekspektasi Sosial

Gak semua orang harus suka sama kita. Gak semua konten harus “sempurna”.
Yang penting, jadi diri sendiri dan posting dengan niat yang jujur.

3. Detoks Sosial Media

Coba ambil jeda beberapa hari dari media sosial. Gak usah posting, gak usah scrolling. Rasakan bedanya. Kadang kita baru sadar “tenangnya” hidup tanpa tekanan sosial itu… setelah kita berhenti sejenak.

4. Kuatkan Diri lewat Inner Circle

Temenan sama orang yang supportive dan gak judgmental itu penting banget.
Lingkungan yang sehat bisa jadi penyeimbang dari tekanan sosial yang ada di dunia maya.

5. Jangan Terjebak “Citra”

Ingat: citra bisa berubah, tapi nilai diri kamu lebih dari sekadar feed Instagram atau views TikTok.

Dari Kacamata Sosiologi

Sosiologi ngajarin kita bahwa lingkungan sosial punya kekuatan besar dalam membentuk perilaku individu. Media sosial adalah bentuk lingkungan baru yang gak bisa kita hindari, tapi bisa kita pahami.

Kontrol sosial informal di dunia maya:

  • Datang dari komentar, likes, DM, story views.
  • Muncul tanpa aturan tertulis, tapi efeknya bisa sangat nyata.
  • Bisa memperkuat rasa percaya diri, tapi juga bisa menghancurkannya.

Jadi Diri Sendiri Itu Anti Overthinking

Media sosial seharusnya jadi tempat buat ekspresi, bukan kompetisi.
Kita gak harus selalu tampil sempurna. Kadang, justru ketika kita jujur dan real, orang lain malah lebih relate dan respek.

“You don’t have to perform all the time. You just have to be.”

So, mulai sekarang, yuk jadi pengguna media sosial yang lebih sadar sosial!
Bukan cuma peduli soal filter dan likes, tapi juga soal dampak sosial di balik semua itu.

Kalau kamu suka artikel ini, jangan lupa share ke temen-temen kamu yang juga sering overthinking karena media sosial ya! Dan terus stay tune di SmartSosiologi.com, tempat belajar sosiologi yang relate banget sama kehidupan sehari-hari!

AD PLACEMENT

Ngajar, belajar, belajar, ngajar, gitu aja terus.

You might also like
Rangkuman Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1: Permasalahan Sosial di Era Digital (CP 046 2025)

Rangkuman Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1: Permasalahan Sosial di Era Digital (CP 046 2025)

Rangkuman Materi Sosiologi Kelas X Bab 1: Mengenal Sosiologi, Ilmu yang Mengkaji Masyarakat (CP 046 2025)

Rangkuman Materi Sosiologi Kelas X Bab 1: Mengenal Sosiologi, Ilmu yang Mengkaji Masyarakat (CP 046 2025)

Rangkuman Sosiologi Kelas XI Bab 3 Konflik Sosial

Rangkuman Sosiologi Kelas XI Bab 3 Konflik Sosial

Rangkuman Sosiologi Kelas XI Bab 4 Membangun Harmoni Sosial

Rangkuman Sosiologi Kelas XI Bab 4 Membangun Harmoni Sosial

Trik Bikin Sosiologi “Nyambung” di Kehidupan Nyata?

Trik Bikin Sosiologi “Nyambung” di Kehidupan Nyata?

Mengajar Sosiologi untuk Gen Z: Cara Asyik Bikin Mereka Melek Sosial

Mengajar Sosiologi untuk Gen Z: Cara Asyik Bikin Mereka Melek Sosial

AD PLACEMENT