Halo, teman-teman kelas XI! Selamat datang di Bab 1 Sosiologi. Di bab ini, kita akan membahas sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu “Permasalahan Sosial di Era Digital.”
Kalian semua pasti punya media sosial, kan? Setiap hari kita berinteraksi di dunia digital. Nah, di balik kemudahannya, ternyata ada banyak masalah sosial baru yang muncul. Mari kita bedah satu per satu!
Apa Sih Masalah Sosial Itu?
Secara sederhana, masalah sosial itu adalah kondisi atau perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma di masyarakat, sehingga membahayakan kehidupan sosial. Intinya, ada perbedaan mencolok antara apa yang idealnya terjadi dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Jadi, sesuatu bisa disebut masalah sosial jika sebagian besar masyarakat menganggapnya demikian dan merasa perlu ada tindakan untuk mengatasinya.
Beberapa ahli sosiologi punya pandangan berbeda tentang ini, tapi intinya sama:
- Soetomo: Masalah sosial adalah kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar masyarakat.
- Lesli: Masalah sosial itu kondisi yang memengaruhi banyak orang, dianggap tidak diinginkan, dan perlu diperbaiki.
- Martin S. Weinberg: Masalah sosial adalah situasi yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat yang signifikan, di mana mereka sepakat butuh tindakan untuk mengubahnya.
- Soerjono Soekanto: Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang membahayakan kelompok sosial.
Contohnya, semua orang setuju kalau mencuri itu perbuatan yang salah dan melanggar nilai sosial. Tapi, kenyataannya banyak orang yang masih melakukannya. Nah, inilah yang disebut masalah sosial ada perbedaan antara harapan (tidak ada yang mencuri) dengan kenyataan (banyak orang mencuri).
Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan pendekatan sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan, yaitu person blame approach dan system blame approach.
Person blame approach merupakan pendekatan untuk memahami masalah sosial pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisisnya. Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu yang menyandang masalah.
Sementara itu, system blame approach merupakan unit analisis untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh sistem.
Faktor-Faktor Penyebab Masalah Sosial
Kenapa sih masalah sosial bisa muncul? Umumnya ada empat faktor utama yang jadi penyebabnya.
Faktor Ekonomi
Ini adalah penyebab terbesar. Faktor ekonomi berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, dan kalau kondisinya tidak sehat, bisa menimbulkan masalah berantai.
- Contoh: Kemiskinan dan pengangguran.
- Kontekstual: Bayangkan kalau orang tua kalian tidak punya pekerjaan tetap atau penghasilan mereka sangat rendah. Hal ini bisa memicu masalah lain seperti kesulitan biaya sekolah, kekurangan gizi, atau bahkan memicu stres di keluarga.
Masalah ekonomi juga tidak hanya dialami oleh orang miskin. Gaya hidup konsumtif, hedonisme, dan komunitas kendaraan mewah yang menimbulkan kesenjangan juga termasuk masalah sosial yang dipicu oleh faktor ekonomi pada kelompok mapan.
Faktor Budaya
Faktor ini muncul dari perilaku masyarakat yang berdampak negatif pada orang lain.
- Contoh:
- Perceraian: Meskipun hak setiap orang, perceraian bisa berdampak besar bagi anak dan keluarga besar, seperti memunculkan rasa benci dan curiga.
- Pernikahan Dini: Ini masih sering terjadi di Indonesia. Selain melanggar hukum, pernikahan dini juga bisa menyebabkan putus sekolah, kemiskinan, bahkan risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Faktor Biologis
Faktor ini berkaitan dengan kondisi biologis atau kesehatan.
- Contoh: Wabah penyakit menular seperti COVID-19.
- Kontekstual: Saat pandemi COVID-19 kemarin, kita mengalami banyak masalah sosial. Kita jadi takut berinteraksi langsung, curiga dengan orang lain di tempat umum, bahkan banyak yang mengalami depresi. Wabah ini mengubah banyak pola interaksi kita.
Faktor Psikologis
Masalah sosial dari faktor psikologis bisa muncul dalam berbagai bentuk.
- Contoh: Depresi, trauma, fobia, bahkan aliran sesat.
- Kontekstual: Remaja yang mengalami tekanan batin atau trauma dari perundungan di sekolah bisa menjadi depresi. Jika tidak ditangani, hal ini bisa berujung pada perilaku merugikan diri sendiri (misalnya, keinginan bunuh diri) atau orang lain (perilaku agresif).
Masalah-Masalah Sosial di Masyarakat
Nah, sekarang kita bahas beberapa masalah sosial yang sering kita lihat.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan.
- Jenis-Jenis Kemiskinan:
- Kemiskinan Relatif: Ukuran ketidaksetaraan pendapatan, di mana seseorang dianggap miskin jika pendapatannya jauh di bawah rata-rata orang lain di sekitarnya.
- Kemiskinan Absolut: Kondisi di mana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum untuk bertahan hidup.
- Penyebab Kemiskinan:
- Kemiskinan Alami (Natural): Terjadi karena terbatasnya sumber daya alam atau teknologi yang rendah, misalnya tinggal di lahan tidak subur atau daerah rawan bencana.
- Kemiskinan Struktural: Terjadi karena sistem sosial yang tidak adil, di mana sebagian kelompok tidak mendapatkan akses yang merata terhadap sumber daya dan fasilitas ekonomi. Contohnya, petani yang tidak punya tanah sendiri atau buruh tidak terpelajar yang hanya bisa bekerja dengan upah rendah.
Anak Jalanan
Istilah ini awalnya merujuk pada anak-anak yang putus hubungan dengan keluarga dan terlibat dalam kriminalitas. Tapi, di Indonesia, sebagian besar anak jalanan masih punya ikatan dengan keluarga. Mereka bekerja di jalanan karena faktor ekonomi keluarga yang sangat lemah.
Kenapa anak jalanan jadi masalah sosial?
- Mereka tidak bisa tumbuh dan berkembang secara wajar, baik fisik, mental, maupun intelektual.
- Mereka kehilangan hak-haknya sebagai anak, seperti hak untuk bermain, sekolah, dan mendapatkan kasih sayang.
- Munculnya fenomena ini menunjukkan adanya distorsi nilai, di mana anak tidak lagi dipandang sebagai individu yang perlu dididik, tapi sebagai faktor ekonomi yang bisa menghasilkan uang untuk keluarga.
Penyalahgunaan Narkoba dan Alkohol
Menurut Kurniawan, narkoba adalah zat kimia yang bisa mengubah kondisi psikologis seseorang, seperti perasaan, pikiran, dan perilaku. Narkoba seharusnya hanya digunakan untuk kepentingan medis di bawah pengawasan dokter.
Kenapa ini masalah sosial?
- Narkoba adalah bisnis menggiurkan bagi para pengedar, dan mereka tidak mempedulikan dampaknya yang merusak.
- Penyalahgunaannya bisa menghancurkan masa depan generasi penerus bangsa, baik secara fisik maupun mental.
- Meskipun ilegal, peredarannya sangat luas, dari pelajar sampai pejabat.
- Penyalahgunaan narkoba bisa menyebabkan halusinasi, perilaku agresif (stimulan), ketenangan palsu (depresan), dan kecanduan (adiktif) yang berbahaya.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja. Masa remaja disebut masa storm and stress (badai dan tekanan) karena adanya pergolakan emosi dan fisik. Kenakalan remaja bukanlah masalah yang berdiri sendiri, melainkan akibat dari kondisi yang mendukungnya.
Penyebab Kenakalan Remaja
- Faktor Internal (dari diri sendiri):
- Krisis Identitas: Remaja sedang mencari jati diri dan sering kesulitan beradaptasi dengan peran barunya, sehingga terjerumus ke hal-hal negatif.
- Kontrol Diri yang Lemah: Remaja yang tidak bisa mengendalikan diri dengan baik cenderung melanggar nilai dan norma sosial.
- Faktor Eksternal (dari luar):
- Keluarga dan Perceraian Orang Tua: Keluarga adalah tempat pertama seorang anak belajar nilai dan norma. Jika terjadi perceraian, anak bisa kehilangan kepercayaan pada lembaga keluarga dan mencari figur panutan lain yang belum tentu baik.
- Teman Sebaya yang Kurang Baik: Remaja sangat butuh pengakuan dari teman-temannya. Pergaulan yang salah bisa membuat mereka ikut berperilaku menyimpang.
- Lingkungan yang Kurang Baik: Lingkungan seperti “kampung narkoba” atau lingkungan yang apatis bisa memengaruhi remaja untuk berperilaku negatif.
- Kehidupan Masyarakat Modern: Keinginan untuk menyamai teman-teman yang serba punya bisa mendorong remaja dari keluarga kurang mampu untuk melakukan tindakan nakal, seperti prostitusi, demi mendapatkan barang-barang mewah.
- Pengaruh Budaya Asing: Remaja yang menelan mentah-mentah budaya asing tanpa menyaringnya bisa terpengaruh pada perilaku negatif.
Bentuk Kenakalan Remaja:
- Kenakalan yang Menimbulkan Korban Fisik: Contohnya perkelahian yang bisa menyebabkan cacat permanen.
- Kenakalan yang Menimbulkan Korban Materi: Contohnya merusak fasilitas umum atau memalak pengendara.
- Kenakalan Sosial: Pelanggaran norma yang merusak diri sendiri, seperti penyalahgunaan obat terlarang.
- Kenakalan yang Melawan Status: Membolos sekolah atau membantah orang tua.
- Kenakalan Nonkriminal: Perilaku menyendiri yang merusak diri, seperti bunuh diri atau minum minuman keras karena depresi.
Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja:
- Tindakan Preventif (Pencegahan): Mencegah kenakalan sebelum terjadi. Contohnya, memberikan pendidikan mental, etiket, dan agama; mengadakan diskusi; serta memperbaiki lingkungan keluarga dan masyarakat.
- Tindakan Represif (Hukuman): Memberi sanksi atau hukuman agar pelaku jera, misalnya melalui proses pengadilan jika sudah termasuk kriminal.
- Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi: Memberikan pendidikan dan pembinaan khusus setelah tindakan pencegahan dan hukuman dilakukan.
Permasalahan Sosial di Era Digital
Dunia digital adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Apa saja yang perlu kita tahu?
Karakteristik Masyarakat Digital
- Sangat bergantung pada teknologi: Hampir semua hal dilakukan dengan bantuan teknologi, misalnya mencari resep masakan di internet.
- Kebutuhan informasi tinggi: Kita selalu ingin up-to-date dengan berita apa pun, bahkan gosip artis.
- Pola interaksi berubah: Komunikasi cenderung tidak langsung, menggunakan aplikasi atau media sosial, bahkan bisa berinteraksi dengan banyak orang di acara seperti webinar.
- Globalisasi dan keterhubungan: Kita bisa terhubung dengan siapa saja di seluruh dunia, menembus sekat ruang dan waktu.
Dampak Era Digital
- Dampak Positif:
- Informasi cepat dan mudah diakses.
- Munculnya inovasi baru, seperti toko online.
- Munculnya media pembelajaran online, diskusi, dan perpustakaan digital.
- Dampak Negatif:
- Pelanggaran Hak Cipta (HKI): Mudahnya akses data membuat orang sering melakukan plagiarisme.
- Pikiran instan: Anak-anak jadi terbiasa berpikir pendek dan kurang konsentrasi.
- Penurunan moralitas: Penyalahgunaan pengetahuan untuk kejahatan, seperti meretas sistem bank.
Masalah Sosial di Era Digital
Masalah pada Remaja:
- Kecanduan Internet dan Game Online: Penggunaan internet yang tidak terkontrol membuat remaja lalai dari kewajiban utama mereka seperti belajar dan membantu orang tua. Game online bisa membuat prestasi akademik menurun dan kecanduan.
- Penyebaran Hoaks dan Isu SARA: Cepatnya penyebaran informasi membuat remaja rentan menyerap dan menyebarkan berita bohong tanpa dicek kebenarannya, yang bisa memicu konflik.
- Perubahan Sikap dan Pengaruh Psikologis: Remaja jadi lebih suka berinteraksi virtual daripada bertemu langsung, dan terbiasa dengan gaya hidup instan. Ada juga fenomena nomophobia (takut jauh dari ponsel) dan internet gaming disorder.
Masalah pada Masyarakat Umum:
- Pinjaman Online Ilegal: Meskipun ada pinjaman online (pinjol) yang legal, banyak yang ilegal dan beroperasi tanpa izin OJK. Pinjol ilegal ini sering menipu dengan bunga tinggi, menyebarkan data pribadi, dan melakukan penagihan dengan ancaman.
- Judi Online: Judi kini bisa diakses lewat internet. Pelaku judi online terdorong oleh faktor ekonomi, keinginan mendapat uang instan, atau karena kurangnya kesadaran hukum. Dampaknya sangat merusak, mulai dari kecanduan, depresi, terlilit utang, hingga memicu tindakan kriminalitas seperti korupsi.
Rangkuman Poin Penting
- Masalah sosial adalah kondisi yang tidak sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat sehingga perlu diatasi.
- Penyebabnya ada empat: ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis.
- Masalah sosial di masyarakat meliputi kemiskinan, anak jalanan, penyalahgunaan narkoba, dan kenakalan remaja.
- Era digital menciptakan masalah sosial baru seperti kecanduan internet dan game online, penyebaran hoaks, pinjaman online ilegal, dan judi online.
- Sebagai generasi muda, kita harus bisa menyaring informasi dan menggunakan teknologi dengan bijak agar terhindar dari dampak negatifnya.
Semoga modul ini membantu kalian memahami materi Bab 1 Permasalahan Sosial di Era Digital dengan lebih mudah ya! Jangan lupa, jadi pelajar yang kritis dan selalu berhati-hati dalam berinteraksi, baik di dunia nyata maupun digital.